Silent stroke merupakan salah satu jenis stroke yang tidak menyebabkan gejala umum dan bisa terlihat. Pada kebanyakan kasus, seseorang yang menderita penyakit ini bahkan tidak tahu jika mereka mengalami penyakit ini.
Jenis stroke ini sama dengan stroke pada umumnya yang juga terjadi ketika ada penyumbatan pembuluh darah pada otak. Kondisi ini kemudian bisa menybabkan bagian otak tertentu tidak menerima darah dan oksigen sebagaimana mestinya. Sehingga, sel-sel pada area tersebut menjadi mati.
Pada kondisi umum, penyumbatan ini menyebabkan berbagai gejala, misalnya kelemahan pada salah satu lengan atau kaki, sulit bicara, atau gangguan penglihatan.
Gejala timbul bergantung pada bagian otak mana yang terkena pengaruh terpengaruh penyumbatan pembuluh darah tersebut.
Pada kondisi ini, gejala stroke di atas mungkin menjadi tidak terlihat dan terasa. Inilah yang kemudian orang sebut dengan istilah silent stroke.
Adakah gejala silent stroke yang bisa terdeteksi?
Sebagian besar penderita silent stroke memang tidak menyadari gejala. Hal ini karena gejala umum seperti sulit bicara, gangguan penglihatan, atau kelemahan di lengan dan kaki, mungkin tidak mereka rasakan.
Kendati demikian, istilah ‘silent’ bukan berarti tanpa gejala sama sekali. Bisa saja sudah muncil tapi terabaikan.
Adapun gejala yang sering muncul adalah terkait dengan fungsi kognitif dan pemrosesan mental seseorang.
Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin muncul.
- Mudah lupa
- Perubahan suasana hati
- Perubahan sementara pada keseimbangan atau kemampuan menggerakkan lengan atau kaki
Oleh sebab itu, jika mengalami ketiga gejala tersebut sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Sebab, penyakit satu ini bisa meningkatkan risiko jenis stroke lain dengan gejala pada kemudian hari.
Menurut American Stroke Association, para ahli memperkirakan ada sekitar sepuluh penyakit jenis ini pada setiap kasus stroke dengan gejala.
Tak hanya itu, seiring waktu, jenis penyakit ini juga bisa menyebabkan banyak area otak yang rusak dan lebih banyak pembuluh darah kecil yang tersumbat.
Apa penyebabnya?
Sama seperti stroke pada umumnya, penyebabnya adalah adanya gumpalan yang bisa menyumbat pembuluh darah pada otak.
Penyumbatan ini kemudian menyebabkan darah dan oksigen tidak dapat mengalir ke otak sebagaimana mestinya sehingga sel-sel otak yang ada pada sekitarnya mati.
Selain itu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini, seperti:
- Detak jantung tidak teratur
- Tekanan darah tinggi
- Diabetes,
- Kolesterol tinggi
- Lanjut usia
- Kebiasaan merokok
Untuk mengetahuinya dokter akan melakukan pemeriksaan legakap dengan tes pencitraan otak, seperti MRI atau CT Scan kepala.
Bagaimana cara mencegah kondisi ini?
Tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi merupakan faktor risiko terbesar dari penyakit satu ini.
Oleh karena itu, mengontrol kondisi tersebut dapat membantu seseorang menghindari penyakit ini. Selain itu, mengubah pola gaya hidup dehat merupakan salah satu upaya yang bisa kamu lakukan untuk mencegah sejak dini dari penyakit ini. Misalnya, berhenti merokok, menjaga berat badan tetap ideal, rutin olahraga dan kontrol tekanan darah. Jangan lupa untuk rutin memeriksakan kesehatan diri.