Beda sakit gusi dengan sakit wajah masih banyak yang salah dan menganggapnya sama. Keluhan ini biasanya akan muncul bersama dengan rasa nyeri pada sebagian wajah hingga gusi dan bagian gigi terasa sakit merupakan penyakit yang masih langka. Lalu, apakah beda sakit gusi dengan sakit wajah? Berikut penjelasannya!
Beda Sakit Gusi Dengan Sakit Wajah
Sakit Gusi
Penyebab sebagian besar sakit gusi adalah kebersihan mulut yang buruk. Ketika seseorang malas gosok gigi dan sering makan makanan manis, bakteri lebih mudah tumbuh dan berkembang menjadi plak. Sehingga mengakibatkan, bakteri menginfeksi gusi secara perlahan dan merusak gigi.
Selain malas gosok gigi, kebiasaan merokok bisa memperparah kondisi. Bahkan, berpotensi membuat pengobatan menjadi tidak efektif.
Pada beberapa kondisi, seseorang akan lebih rentan terkena penyakit gusi dan mulut saat mengidap diabetes, konsumsi obat-obatan tertentu, dan mengalami perubahan hormon pada perempuan, atau terdapat faktor genetik.
Mengutip dari NHS UK, gusi yang sehat berwarna merah muda, kencang, dan menjadi tempat gigi menancap dengan kuat.
Selain karena kebiasaan yang buruk, penyebab keluhan ini juga bisa karena beberapa kondisi kesehatan seperti radang gusi, periodontitis, pulpitis, abses gigi. Bila mengalami sakit gusi, bersamaan dengan kemerahan dan bengkak, silakan segera berkonsultasi dengan dokter gigi. Setelah memeriksa gigi, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan foto rontgen untuk memastikan penyebab sehingga penanganan yang tepat bisa dokter berikan.
Sakit Wajah
Nyeri wajah adalah rasa sakit yang tiba-tiba terasa pada wajah. Kebanyakan pasien menjelaskan rasa sakitnya seperti tersengat listrik yang terasa tajam dan pedih, atau terkadang sebagai rasa sakit yang mengganggu dan tak kunjung hilang dalam waktu yang singkat.
Salah satu penyebab sakit wajah yang paling dikenal adalah neuralgia trigeminal. Neuralgia trigeminal merupakan penyakit saat saraf trigeminus pada sisi-sisi wajah tertekan oleh pembuluh darah.
Gejalanya, rasa nyeri yang terasa seperti tertusuk benda tajam atau tersengat listrik. Serangan ini biasanya berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit. Setelah serangan nyeri hebat, bisa juga muncul sakit wajah seperti terbakar dan berdenyut-denyut. Keluhan tersebut dapat muncul karena ada pemicunya, seperti:
- Bicara
- Tersenyum
- Mengunyah
- Gosok gigi
- Cuci muka
- Bercukur
- Terkena angin saat berkendara
Biasanya, keluhan ini hanya muncul pada salah satu sisi wajah, tetapi tidak menutup kemungkinan nyeri dapat muncul pada kedua sisinya. Intesitas nyerinya bisa terjadi setiap hari, baik selama berhari-hari atau mungkin berbulan-bulan. Namun, beberapa orang bisa saja alami nyeri yang tidak datang mengalami periode remisi, yaitu periode ketika nyeri tidak datang hingga beberapa bulan maupun tahun.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan menyakan beberapa pertanyaan terkait gejala yang pasien alami. Selain itu juga menanyakan riwayat penyakit pasien ataupun keluarganya.
Setelah itu, lanjut ke pemeriksaan fisik pada wajah untuk memastikan bagian yang mengalami nyeri dan cabang saraf trigeminal mana yang alami gangguan. Dokter juga mungkin akan menyarankan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti MRI atau CT Scan kepala, untuk mengetahui penyebab dari neuralgia trigeminal.