Sakit kepala tegang atau tension headache merupakan jenis sakit kepala dengan rasa nyeri dan ketegangan pada dahi atau belakang kepala dan leher. Penyakit ini seringkali penderitanya gambarkan seperti ada tali yang mengikat kuat kepala mereka.
Penyakit ini paling sering terjadi dan bisa dialami oleh siapa saja. Tapi seringnya, menimpa remaja dan dewasa khususnya kaum perempuan. Meskipun mengganggu, sakit kepala tegang biasanya tidak terlalu parah. Bisa teratasi dengan mengonsumsi obat-obatan dan menjalani pola gaya hidup yang sehat. Namun, penderita tetap harus melakukan pemeriksaan dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti karena bisa saja sakit kepala tegang yang mereka alami gejala dari penyakit lain.
Apa saja yang menjadi penyebab dan faktor risiko dari sakit kepala tegang?
Sakit kepala tegang terjadi ketika otot wajah, leher, dan kulit kepala mengalami kontraksi atau menegang. Belum diketahui penyebab pastinya, namun, pasti ada pemicunya. Berikut beberapa hal yang bisa memicu keluhan satu ini:
- Stres
- Depresi
- Kelaparan
- Dehidrasi
- Kelelahan atau kurang tidur
- Kurang aktivitas dan berolahraga
- Merokok
- Postur tubuh yang buruk atau posisi tidur yang salah
- Sinar matahari yang terlalu terik
- Konsumsi terlalu banyak minuman berkafein atau alkohol
- Kondisi lainnya, seperti flu, infeksi sinus, atau gangguan pada gigi dan rahang
Baca juga: pusing saat cuaca panas
Apa saja gejalanya?
Gejala umumnya bisa muncul rasa sakit dan berat pada dahi atau kepala bagian atas, depan dan belakang atau, kedua sisi, kulit kepala, dan bahu. Sakitnya bisa timbul sesekali atau terus-menerus sepanjang hari. Gejala lainnya, berupa:
- Sulit tidur
- Sulit berkonsentrasi
- Gampang marah
- Mudah lelah
- Kaku leher dan punggung bagian atas
- Agak sensitif terhadap cahaya dan suara
Bagaimana cara mencegahnya?
Cara mencegah penyakit ini bisa dengan menjalani pola hidup yang sehat dan mengelola stres agar tidak berkembang menjadi kronis. Selain itu, cara ini juga dapat mendukung proses pengobatan.
Beberapa cara mengelola stres, bisa berupa terapi:
- Perilaku kognitif, membantu mengelola stress dan mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan gejala
- Relaksasi, misalnya yoga, meditasi, dan teknik napas dalam
- Pijat, bisa membantu melemaskan otot-otot yang tegang, terutama pada daerah pundak, leher, dan kepala
- Akupuntur, membantu merangsang pelepasan hormon endorfin yang dapat mengurangi rasa nyeri
Selain melakukan terapi menjalani pola gaya hidup sehat juga bisa dilakukan, misalnya dengan:
- Istirahat yang cukup
- Rutin olahraga
- Banyak minum air putih
- Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein
- Membatasi asupan gula
- Tidak merokok
Baca juga: Obat sakit kepala berdasarkan penyebabnya