Wajah Mati Rasa Sebelah, Waspadai Tumor Otak

Wajah mati rasa sebelah ternyata bukan hanya gejala penyakit Bell’s Palsy, tapi bisa juga karena tumor otak. Penyakit tumor otak ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan yang abnormal pada otak. Umumnya terjadi karena sel-sel yang tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali yang bisa mengganggu fungsi otak.

Penyebabnya bisa karena pertumbuhan sel yang abnormal dari otak itu sendiri atau primer. Tapi, selain itu juga bisa terjadi karena penyebaran kanker dari bagian tubuh lain atau sekunder.

Kendati demikian, tumor pada bagian sistem saraf pusat ini tidak selalu menyebabkan kanker. Beberapa jenis tumor otak bersifat jinak, saat berada pada stadium 1 dan 2.  Sementara jenis lainnya bisa bersifat ganas, saat berada pada stadium 3 dan 4. Tumor ganas inilah yang tergolong ke dalam kanker otak.

Seberapa umum tumor otak terjadi?

Menurut  Yayasan Kanker Indonesia penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak berusia 3-12 tahun dan orang dewasa berusia 40-70 tahun. Adapun dari jenisnya, tumor sekunder lebih sering terjadi daripada tumor primer pada orang dewasa. Agar terhindar dari penyakit satu ini, cobalah mengurangi faktor-faktor risiko yang bisa menjadi penyebabnya.

Ada berapa jenis tumor otak?

  • Glioma, muncul dari sel-sel gliadan merupakan tipe tumor otak ganas yang paling sering terjadi pada orang dewasa.
  • Meningioma, terjadi pada meninges yaitu lapisan jaringan  yang mengelilingi bagian luar otak dan sumsum tulang belakang.  Biasanya terjadi pada otak besar dan otak kecil.
  • Adenoma pituitari,tumbuh dan berkembang pada permukaan kelenjar pituitari atau hipofisis. Kelanjar ini berfungsi  sebagai pengontrol berbagai fungsi  tubuh serta melepaskan hormon ke dalam aliran darah.
  • Neuroma akustik, berasal dari sel Schwann, yang umumnya berada pada bagian luar saraf yang menghubungkan otak dan telinga.
  • Limfoma sistem saraf pusat, terjadi pada sistem limfatik yang berada padasistem saraf pusat, yaitu otak.
  • Craniopharyngioma, terjadi pada area otak yang berdekatan dengan mata atau sekitar bagian bawah otak yang berdekatan dengan  kelenjar pituitari.
  • Tumor kelenjar pineal, bermulapada kelenjar pineal yang berdekatan dengan pusat otak.
  • Tumor metastasis, berasal dari bagian lain dari tubuh, seperti paru-paru, payudara, usus, ginjal, ataupun kulit.

Penyebab faktor risiko tumor otak

Pada jenis primer, sel atau jaringan yang abnormal bisa saja berasal dari sel glia, meninges, kelenjar pituitari, kelenjar pineal, atau sel dan jaringan lainnya. Sementara pada jenis sekunder atau metastatis, bisa berasal dari bagian tubuh lainnya, misalnya usus besar, paru-paru, ginjal, dan kulit.

Secara pastinya, penyebab munculnya penyakit tumor otak tersebut belum diketahui. Namun, para peneliti ternyata menemukan ada perubahan pada sel normal atau sehat menjadi sel tumor (abnormal).

Penyebab perubahan ini adalah mutasi DNA pada sel. Terjadinya mutasi DNA sel yang harusnya tumbuh dan mati pada suatu waktu  tapi malah tetap hidup dan berkembang biak tidak terkendali sehingga menjadi tumor.

Kendati demkian, penyebab mutasi DNA ini masih belum diketahui.  Namun, beberapa faktor diyakini bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit tersebut.

Apa yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini?

1. Pertambahan usia

Penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa yang lebih tua, meski anak-anak atau dewasa yang muda pun bisa mengalami tumor otak.

2. Paparan radiasi

Jika pernah terkena radiasi ionisasi saat terapi radiasi untuk mengatasi kanker atau radiasi dari bom atom. Bisa mengalami penyakit satu ini.

3. Riwayat keluarga

Sebagian kecil penyakit tumor ini terjadi pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit sama atau kelainan genetik tertentu.

Tanda-tanda & gejala tumor otak

Tanda atau gejala penyakit ini beragam, bergantung dari lokasinya, ukuran, dan kecepatan pertumbuhannya. Namun, berikut ini adalah gejala yang umumnya terjadi pada stadium awal dan akhir.

  • Sakit kepala parah yang sering terjadi
  • Kejang (sentakan pada tangan, lengan, kaki atau bahkan seluruh tubuh), padahal sebelumnya belum pernah mengalaminya.
  • Sering merasa mual dan muntah tanpa alasan yang jelas
  • Penglihatan kabur, ganda atau bahkan hilang secara bertahap
  • Lemah atau mati rasa pada satu sisi tubuh
  • Alami sulit berbicara
  • Bingung melakukan kegiatan sehari-hari
  • Hilangnya keseimbangan
  • Gangguan pendengaran, misalnya sensasi telinga berdenging yang konstan
  • Gangguan pada daya ingat

Mungkin saja ada gejala yang tidak disebutkan , jadi sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan dokter jika alami beberapa gejala tersebut.

Apakah tumor otak bisa sembuh?

Nah, pertanyaannya adalah apakah bisa sembuh? Penderita tumor otak masih bisa sembuh jika terdeteksi dengan cepat dan masih berada pada stadium awal.  Tumor yang bersifat jinak, terutama masih stadium 1, bisa sembuh dengan operasi pengangkatan tumor seluruhnya.

Namun, pada stadium yang lebih tinggi, tumor bisa ada kemungkinan menyebar ke jaringan lain terdekat atau bahkan kembali lagi meski telah melakukan pengobatan. Pada kondisi ini, sulit bisa sembuh secara total.

Adapun pengobatan hanya untuk membantu mengurangi gejala, memperlambat perkembangan tumor, dan memperpanjang angka harapan hidup.

Bagaiamana dokter mendiagnosis penyakit ini?

  • Pemindaian otak, seperti CT-Scan atau MRI untuk melihat gambar otak  dengan lebih jelas. PET scan mungkin perlu  bila tumor berasal dari organ  tubuh lain, seperti paru-paru.
  • Angiogram otak,melibatkan penggunaan pewarna dan sinar X dari pembuluh darah pada Hal ini untuk mencari tanda-tanda tumor  atau pembuluh darah abnormal.
  • Biopsi, mengambil sampel jaringan tumor untuk kemudian diteliti dengan Tes ini  untuk menentukan apakah tumor bersifat jinak atau ganas (kanker).

Beberapa tes lain mungkin diperlukan, bergantung pada kondisi masing-masing pasien. Konsultasikan dengan dokter untuk jenis tes pemeriksaan yang tepat.

Bagaimana cara mengobati tumor otak?

Pengobatan untuk penyakit ini bergantung pada jenis, ukuran, dan lokasi tumor, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Berikut beberapa pilihan pengobatan yang umumnya dokter rekomendasikan:

1. Operasi

Operasi  cara utama untuk mengobati tumor otak. Dokter akan mengangkat seluruh atau sebagian jaringan tumor yang mungkin bisa terangkat, tanpa merusak jaringan sehat sekitarnya.

Meski begitu, operasi pengangkatan tumor juga memiliki beberapa risiko, seperti infeksi dan perdarahan. Umumnya, risiko bergantung pada lokasi tumor di otak.

Oleh sebab itu, sebelum menentukan pengobatan yang sesuai, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai berbagai risiko yang mungkin terjadi setelah operasi.

2. Radioterapi

Cara lainnya adalah terapi radiasi atau radioterapi.  Terapi ini dilakukan dengan memancarkan radiasi berkekuatan tinggi, seperti sinar X/proton/brakiterapi untuk membunuh sel tumor.

3. Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan setelah operasi untuk membunuh sisa sel tumor yang tidak terangkat. Jenis pengobatan menggunakan obat-obatan, baik dalam bentuk pil minum atau intravena.

4. Obat-obatan

Dokter juga mungkin akan meresepkan beberapa obat-obatan, seperti untuk mengurangi pembengkakan sekitar tumor, pereda nyeri, dan antikonvulsan yang diberikan sebelum dan setelah operasi. Obat-obatan lain juga mungkin akan dokter resepkan untuk membantu mengatasi gejala yang timbul.

Berbagai jenis pengobatan mungkin akan memengaruhi kemampuan motorik, berbicara, melihat dan berpikir.  Oleh karena itu, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan rehabilitasi/ terapi setelah pengobatan.

Pencegahan tumor otak

Penyebab penyakit ini memang belum diketahui pasti. Oleh karena itu, tidak ada cara khusus untuk mencegah tumor otak.

Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu menurunkan risiko penyakit ini dengan menghindari berbagai faktor risiko. Misalnya, menghindari paparan radiasi yang tidak perlu.

Selain itu,  menerapkan pola hidup sehat agar badan tetap bugar sebagai bentuk pencegahan terhadap berbagai penyakit termasuk tumor otak. Sebagai contoh,  mengonsumsi makanan bergizi, rutin olahraga, berhenti merokok dan menghindari asap rokok.

 

Segera konsultasi dengan dokter ketika mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan di atas.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Book Online

Book Online

Appointment Now