Mengenal Radiofrekuensi Ablasi Untuk Atasi Nyeri Wajah Sebelah

Pernahkah Anda mendengar tentang radiofrekuensi ablasi untuk menyembuhkan trigeminal neuralgia? Trigeminal neuralgia itu sendiri adalah nyeri kronis yang terjadi karena adanya gangguan atau kerusakan pada saraf trigeminal, yaitu saraf kelima pada otak (saraf kranial). Rasa nyeri ini umumnya hanya terjadi pada salah satu sisi wajah dan terasa seperti tertusuk atau tersetrum.

Pada kondisi yang lebih parah, terapi obat-obatan pada penderita trigeminal neuralgia mungkin tidak memberikan hasil yang maksimal. Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, dokter biasanya akan melakukan tindakan intervensi pada penderita trigeminal neuralgia. Tindakan intervensi tersebut mencakup operasi microvascular decompression yang lebih berisiko pada pasien dengan kondisi medis tertentu seperti berusia lanjut, masalah jantung ataupun penyakit ginjal. Akan tetapi, ada terapi pengobatan lain yang lebih efektif dan sederhana dalam menyembuhkan nyeri kronis, salah satunya yaitu radiofrekuensi ablasi.

Apa itu Radiofrekuensi Ablasi?

Radiofrekuensi ablasi (RFA) adalah prosedur medis yang memanfaatkan energi panas dari gelombang radio untuk meredakan rasa nyeri dan menghancurkan jaringan abnormal pada tubuh. Prosedur ini merupakan salah satu bentuk prosedur rhizotomy (neurotomi/ ablasi).

Cara kerja RFA yaitu dengan menyuntikkan jarum radiofrekuensi ke target saraf seperti ganglion dari saraf trigeminus di sekitar wajah. Jarum tersebut akan tersambung dengan mesin radiofrekuensi generator yang akan mengalirkan gelombang sekitar 500.000 Hz selama beberapa menit. Hasilnya adalah saraf trigeminus tersebut tidak mampu lagi mengantarkan sensasi nyeri pada area wajah dan sekitarnya.

Dengan prosedur ini, rasa nyeri yang Anda alami bisa berkurang bahkan hilang. Pengobatan Radiofrekuensi Ablasi (RFA) ini memerlukan bius lokal dan tidak perlu melakukan rawat inap. Akan tetapi, pada kasus tertentu, pasien mungkin perlu rawat inap agar dokter dapat memantau kondisi pasien untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Siapa Saja yang Membutuhkan Prosedur Ini?

Umumnya, dokter akan merekomendasikan pengobatan ini bagi penderita nyeri kronik. Selain untuk penderita trigeminal neueralgia, pengobatan ini bisa dilakukan pada pasien dengan nyeri kronis berkepanjangan, seperti nyeri punggung, sakit leher, pinggang, kanker, aritmia, dan obstructive sleep apnea (OSA).  

Persiapan Sebelum Melakukan Radiofrekuensi Ablasi

Sebelum melakukan beberapa tes pemeriksaan, dokter akan menyarankan beberapa tes pemeriksaan guna memastikan lokasi saraf yang berperan sebagai pemicu nyeri. Sebelum melakukan tindakan, dokter akan mengujinya dengan menyuntikkan obat mati rasa ke saraf tertentu pada bagian tubuh yang terasa nyeri.  Jika rasa sakit berkurang, maka dokter akan melakukannya kembali pada saraf yang sama.

Berikut ini adalah persiapan yang harus Anda lakukan sebelum prosedur RFA, yaitu:

  • Hindari merokok atau menggunakan produk yang terbuat dari jenis tembakau apapun.
  • Jangan mengonsumsi obat apapun dua jam sebelum prosedur atau sesuai saran dokter.
  • Hentikan obat pengencer darah jika Anda mengonsumsinya untuk mengurangi risiko terjadinya pendarahan saat tindakan.
  • Bagi penderita diabetes, sesuaikan dosis insulin pada hari prosedur berdasarkan anjuran dokter.
  • Tidak makan atau minum pada malam hari sebelum prosedur, terkecuali air putih hangat

Jika ada persiapan lainnya yang harus Anda lakukan, maka biasanya dokter atau petugas medis akan memberitahukannya kepada Anda.

Baca juga: Ablasi Radiofrekuensi, Sembuhkan Nyeri Dalam Satu Kali Terapi

Perawatan Setelah Prosedur

Setelah tindakan selesai, dokter akan tetap memantau proses penyembuhan di ruang pemulihan. Anda mungkin akan merasakan nyeri, namun hanya berlangsung sementara dan biasanya hilang selama satu atau dua hari pasca tindakan. Jika tidak terjadi komplikasi, dokter akan mengizinkan Anda untuk pulang ke rumah dan melakukan perawatan mandiri.

Ada beberapa cara perawatan yang bisa Anda lakukan selama masa penyembuhan, yaitu:

  • Kompres dengan bantalan es ke area bekas jarum suntik selama kurang lebih 20 menit, sebanyak tiga atau empat kali sehari.
  • Hindari menggunakan kompres panas ke area tersebut.
  • Mandi setelah 24 jam pasca tindakan.
  • Berisitirahatlah secukupnya
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang

Umumnya, prosedur ini memiliki risiko minimal pada pasien. Namun, beberapa komplikasi serius dapat terjadi seperti infeksi, perdarahan, pembengkakan, kerusakan saraf, kelemahan atau mati rasa pada kaki.

Segera berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf di Klinik Arfa Pain. Sebagai pusat penanganan nyeri wajah, Arfa Pain memiliki teknologi mutakhir untuk mengatasi berbagai masalah nyeri wajah Anda. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Care Line Officer Klinik Arfa Pain pada nomor yang tertera.

Simak video berikut untuk penjelasan lebih lanjut tentang radiofrekuensi ablasi.

Tinggalkan Balasan

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Book Online

Book Online

Appointment Now