Pernah merasa nyeri di satu sisi wajah karena gangguan pada saraf trigeminal? Tapi, tahukah Anda apa itu saraf trigeminal? Ada banyak gangguan saraf yang bisa menimbulkan rasa nyeri kronis, salah satunya yaitu trigeminal neuralgia. Trigeminal neuralgia terjadi karena ada pengaruh dari saraf trigeminal yang memicu rasa sakit seperti tertusuk atau tersetrum. Biasanya, kondisi ini terjadi hanya pada satu sisi wajah. Terkadang rasa nyerinya bisa muncul tiba-tiba, hanya sebentar dan bisa berlangsung lebih lama.
Saraf Trigeminal
Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, saraf trigeminal adalah saraf yang kelima dari 12 pasang saraf yang berasal dari otak dan terletak pada sisi wajah. Saraf kranial ini berperan penting dalam menghantarkan sensasi dari wajah ke bagian otak. Saraf trigeminal adalah saraf campuran yang sebagian besar merupakan serat saraf sensoris dan motoris wajah.
Gangguan pada saraf trigeminal ini terjadi karena adanya kontak antara pembuluh darah dan saraf trigeminal sehingga menyebabkan trigeminal neuralgia. Penyakit ini berbeda dengan stroke atau bell’s palsy, meskipun sama-sama menyerang satu sisi wajah saja.
Rasa nyeri yang timbul akibat trigeminal neuralgia bisa sangat mengganggu dan menyakitkan. Terkadang, Anda hanya menganggap bahwa ini adalah sakit gigi biasa, namun gejalanya bisa berlangsung lebih lama (kronis).
Penyebab Trigeminal Neuralgia
Berbagai faktor dapat menyebabkan seseorang mengalami trigeminal neuralgia, seperti:
- Cedera otak karena terjatuh atau kecelakaan
- Menderita stroke
- Efek setelah prosedur operasi
- Tumor atau trauma pada wajah
- Menderita multiple sclerosis, yaitu gangguan saraf yang terjadi pada mata, otak dan tulang belakang akibat rusaknya serabut mielin yang melindungi saraf.
- Faktor usia (penuaan)
Ketika Anda mengalami trigeminal neuralgia, biasanya nyeri akan lebih terasa saat makan, berbicara, tersenyum atau menyikat gigi. Sebab, gangguan saraf ini membuat Anda menjadi lebih sensitif bahkan hanya dengan rangsangan kecil.
Seperti Apa Gejalanya?
Gejala yang mungkin timbul adalah rasa nyeri yang terasa seperti tertusuk, tersetrum atau berdenyut. Biasanya, serangan nyeri ini bisa muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Bahkan, pada beberapa kasus rasa nyerinya bisa berkepanjangan dan memburuk.
Nyeri bisa semakin parah jika Anda melakukan gerakan tertentu sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Namun, bagi beberapa orang, nyerinya bisa hilang selama beberapa bulan atau tahun, dan kambuh kembali (periode remisi).
Kapan Anda Harus ke Dokter?
Apabila merasakan gejala semakin memburuk dan mengganggu aktivitas, sebaiknya segeralah ke dokter. Untuk mendiagnosa penyakit, dokter akan menanyakan riwayat penyakit dan apa yang sering menjadi pemicunya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada wajah dan menyarankan pemeriksaan penunjang, seperti MRI kepala guna mengetahui penyebab rasa nyerinya.
Keluhan nyeri hebat pada sebelah wajah atau trigeminal neuralgia ini dapat sembuh dengan metode Radiofrekuensi Rhizotomy, jika terapi obat sudah tidak berpengaruh.
Teknik pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi sensitivitas saraf trigeminal dengan cara mengalirkan arus panas dengan radiofrekuensi. Dengan panduan sinar X, dokter akan mencari lokasi saraf yang terkena menggunakan jarum khusus. Cabang saraf trigeminal akan dihancurkan secara terkontrol atau hanya sebagian kecil dengan suhu tinggi. Teknologi RF ini tidak menyebabkan kerusakan saraf yang berat sehingga tergolong aman.
Kelebihan lain dari radiofrekuensi rhizotomy ini adalah sebagai tindakan minimal invasif, risiko komplikasi rendah, prosesnya cepat, dan tanpa rawat inap. Anda pun bisa langsung pulang dan beraktivitas kembali.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai trigeminal neuralgia dan radiofrekuensi rhizotomy, Anda bisa menghubungi Assistance Center di Klinik Arfa Pain pada nomor kontak yang tertera. Anda akan diarahkan untuk berkonsultasi dengan dokter Arfa Pain untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Carbamazepine, Obat untuk Redakan Nyeri Wajah Akibat Trigeminal Neuralgia
