MRI atau Magnetic resonance imaging atau dalam bahasa Indonesianya pencitraan resonansi magnetik adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio. Berfungsi untuk menampilkan gambar organ dalam tubuh. Foto dari hasil MRI ini akan membantu dokter untuk mendiagnosis berbagai masalah kesehatan.
Pemeriksaan MRI dengan membaringkan tubuh pada sebuah mesin yang memiliki kekuatan magnet yang kuat. Hasilnya, berupa foto digital yang bisa dokter cetak kemudian akan dokter pelajari. Hasil dari pemeriksaan ini akan lebih detail dari CT Scan.
Kenapa harus melakukan MRI?
Selain untuk membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan, pemeriksaan ini juga bisa sebagai salah satu penentu langkah pengobatan yang akan pasien jalani dan mengevaluasi efektivitas terapi. Alasan melakukan pemeriksaan ini, adalah:
Otak dan saraf tulang belakang
Beberapa penyakit pada otak dan saraf tulang belakang hanya bisa didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan ini. Penyakitnya, antara lain stroke, tumor, multiple sclerosis, dan cedera otak akibat kecelakaan. Selain itu ada juga peradangan pada saraf tulang belakang, gangguan mata dan telinga bagian dalam. Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa untuk melihat apakah tindakan operasi pada otak perlu atau tidak.
Jantung dan pembuluh darah
Pemeriksaan pada jantung atau pembuluh darah bertujuan untuk melihat ukuran dan fungsi pada ruang jantung. Selain itu, juga melihat ketebalan dan gerakan dinding jantung, serta tingkat kerusakan akibat serangan jantung atau penyakit jantung.
Lebih lanjut, juga untuk mendeteksi masalah struktural pada urat nadi, seperti dinding pembuluh darah yang melemah atau sobek maupun radang dan penyumbatan pada pembuluh darah.
Tulang dan sendi
Pemeriksaan ini bisa membantu mengevalusi kondisi seperti infeksi tulang. Ada juga kelainan pada tulang belakang dan bantalan saraf tulang belakang, tumor pada tulang dan jaringan lunak, serta peradangan sendi. Selain itu juga untuk mendeteksi kondisi tidak normal pada sendi yang karena cedera.
Organ dalam lainnya
Manfaat lainnya dari pemeriksaan lanjutan ini juga untuk mendeteksi gangguan kesehatan lainnya pada organ tubuh bagian dalam. Misalnya, hati, ginjal, limpa, pankreas, rahim, ovarium, prostat dan testis.
Proses pemindaian
Pada bagian tengah mesin yang berbentuk tabung, ada tempat tidur yang bisa bergerak keluar masuk selama pasien melakukan pemeriksaan. Pengoperasian mesin ini melalui komputer yang berada pada ruangan terpisah untuk menghindari medan magnet dari mesin pemindai.
Saat melakukan pemeriksaan, mesin ini akan menghasilkan arus listrik dan akan mengeluarkan bunyi yang cukup keras. Menggunakan penyumbat telinga atau headphone bisa membantu meredam suara dan rasa ketidaknyamanan.
Selama pemidaian, hindari bergerak dan usahakan untuk tetap diam selama 15−90 menit. Durasi tersebut bergantung pada area tubuh yang di periksa dan seberapa banyak gambar yang dokter butuhkan.
Pada pemeriksaan yang khusus untuk membantu menilai fungsi otak, dokter mungkin akan meminta kamu untuk melakukan hal tertentu. Misalnya, menekan ibu jari ke arah jari-jari tangan lain, menggosok kertas amplas, atau menjawab pertanyaan sederhana dari dokter. Fungsinya untuk mengetahui apakah terdapat masalah pada otak.
Setelah pemeriksaan ini selesai, kamu bisa kembali beraktivitas. Namun, jika dokter memberikan obat penenang, kemungkinan kamu perlu menunggu sampai reaksinya menghilang.
Meski pemindaian dengan alat ini tergolong aman dengan risiko yang kecil, sebaiknya konsultasikan lebih dulu kepada dokter mengenai perlu atau tidaknya menjalani pemeriksaan ini.