Otot wajah dan rahang kaku ternyata bukan hanya gejala penyakit Bell’s Palsy saja, tapi bisa juga penyakit tetanus lho. Tetanus atau lockjaw adalah salah satu penyakit serius yang akibat bakteri berbahaya. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf.
Penyakit ini terbagi menjadi beberapa jenis, seperti tetanus umum, lokal, sefalik, dan neonatal. Masing-masing dari jenis penyakit ini memiliki gejala yang berbeda-beda.
Perawatan luka yang tidak benar, bisa berkembang menjadi infeksi serius, seperti tetanus. Bakteri bisa menyebar dan menginfeksi organ-organ penting melalui pembuluh darah pada paru, otot, ginjal, otak, sehingga bisa mengakibatkan kematian. Agar kondisi tidak semakin memburuk, perhatikan berbagai gejala tetanus berikut ini.
Gejala tetanus apa saja yang perlu diwaspadai?
Berkembangnya infeksi dengan munculnya gejala awal tetanus membutuhkan waktu berkisar antara 3 sampai 21 hari. Namun pada kebanyakan kasus, gejalanya baru akan muncul pada hari ke-7 atau 8 setelah terinfeksi.
Bakteri penyebab tetanus biasanya masuk ke dalam tubuh melalui luka tusuk atau goresan yang kotor. Begitu berada dalam kulit, bakteri tersebut berkembang biak dan menghasilkan racun.
Racun tersebut yang kemudian menyebabkan gejala utama tetanus, kejang otot rahang hingga menyebabkan rahang terkunci. Kejang juga bisa terjadi pada otot tenggorokan, dada, dan perut.
Jika tidak mendapat perawatan yang tepat, efek racun pada otot pernapasan terganggu yang bisa mengancam jiwa.
1. Otot rahang kaku
Penyakit ini disebut juga dengan lockjaw atau rahang kaku seperti terkunci, mengapa? Hal ini karena infeksi bakteri membuat otot yang mengendalikan gerak rahang tiba-tiba berkontraksi. Selama kontraksi inilah, otot tersebut menjadi kaku dan rahang akan menuutup rapat. Kondisi tersebut bisa menjadi gejala awal dari penyakit lockjaw ini.
2. Otot wajah dan leher kaku
Kondisi ini bisa terjadi selama otot rahang kaku atau setelahnya. Kekakuan otot wajah menyebabkan seseorang tidak bisa berekspresi dengan normal.
Jika otot yang kaku berada pada sekitar mulut, saat tersenyum akan terlihat aneh dan terkesan memaksakan. Setelah gejala ini, racun dari bakteri bisa menyebar ke bagian tubuh bawah, yaitu otot leher sehingga otot leher menjadi kaku.
3. Kesulitan menelan
Ketika infeksi belum terobati, infeksi yang menyerang otot leher dapat menyebar ke area kerongkongan. Hal ini kemudian menyebabkan otot kerongkongan yang mendorong makanan atau air ke bawah bisa terganggu koordinasinya.
4. Perut terasa keras
Racun dari bakteri akan memasuki area perut dan membuat otot dan dinding perut jadi kaku. Kondisi ini menyebabkan perut terasa keras saat menyentuhnya.
5. Demam dan berkeringat
Demam menandakan sistem imun sedang melawan infeksi. Selama infeksi tetanus terus terjadi, gejala berupa demam dan keluar banyak keringat akan terus terjadi sampai tahap akhir.
6. Otot kaku sekitar luka
Kekakuan otot di sekitar luka biasanya jarang terjadi. Selain itu tidak akan disertai dengan demam dan keluar banyak keringat.
Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini?
Mengitip dari Mayo Clinic, dokter mendiagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik, medis, dan riwayat vaksinasi tetanus. Selain itu, dokter juga akan memeriksa gejala dari penyakit ini, seperti kejang otot, otot wajah dan rahang kaku atau bahkan anggota tubuh lain, dan nyeri. Tidak ada tes laboratorium yang dapat membantu mendiagnosis kondisi ini.
Tidak ada obat untuk mengobati penyakit ini. Kendati demikian, perawatan tetanus dengan membersihkan luka, memberikan antibiotik untuk meringankan gejalanya, serta perawatan tambahan lainnya sangat perlu. Segera hubungi dokter ketika Anda terluka dan luka tersebut terkena tanah atau kotoran binatang.
