Penyakit saraf wajah terjadi ketika adanya gangguan pada saraf wajah. Ada dua penyakit saraf wajah yang jarang orang ketahui, yaitu trigeminal neuralgia dan Bell’s Palsy.
Trigeminal neuralgia atau Tic Douloureux merupakan gangguan nyeri neuropatik kronis yang dengan gejala nyeri tertusuk atau sengatan listrik pada area wajah. Kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan pada saraf wajah, yaitu saraf trigeminal.
Sementara itu, Bell’s Palsy adalah penyakit akut mononeuropati yang menyebabkan kelemahan satu sisi wajah. Kondisi ini terjadi secara tiba-tiba yang tidak diketahui penyebab awalnya. Ada dugaan, bahwa kelemahan itu terjadi karena terdapat disfungsi nervus fasialis akibat edema pada saraf wajah sebagai reaksi terhadap infeksi virus, penekanan atau berkurangnya aliran darah.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang kedua penyakit saraf wajah simak penjelasannya berikut ini.
Penyakit Saraf Wajah
Trigeminal Neuralgia
Menurut Bryce (2004), insiden terjadinya trigeminal neuralgia berkisar 70 dari 100.000 populasi. Paling sering pada orang berusia lebih dari 50 tahun atau lanjut usia.
Angka kejadiannya akan semakin meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Namun, kasus ini ternyata jarang terjadi pada orang berusia muda. Tapi biasanya, pada usia muda penyebabnya lebih banyak karena tumor dan multiple sclerosis.
Gejala klinis yang penderita rasakan bisa bervariasi bergantung dengan tipenya. Sensasi yang bisa muncul antara lain rasa nyeri, sensai tertusuk, sensasi terbakar secara mendadak pada wajah.
Setelah rasa nyeri biasa dengan periode bebas nyeri. Rasa ini dapat muncul oleh rangsangan pada triger zone yang biasa dilakukan pada saat menyikat gigi, mengenakan makeup, bercukur, cuci muka, bahkan pada saat ada getaran ketika sedang berlari atau berjalan. Rasa nyeri dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit.
Baca Juga: Trigeminal Neuralgia ICD 10 Kode, Penyebab, Gejala dan Terapi
Bell’s Palsy
Bell’s palsy adalah kelumpuhan pada otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba, namun biasanya tidak bersifat permanen.
Kejadian sindrom Bell’s palsy ini berkisar 23 kasus per 100.000 orang setiap tahunnya. Banyak orang menganggap penyakit ini sebagai penyakit stroke karena gejalanya serupa, yaitu kelumpuhan. Padahal, kedua penyakit tersebut sebenarnya berbeda. Gejala Bell’s palsy hanya terbatas pada otot wajah dan sebagian besar penderita dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 6 bulan.
Gejala Bell’s Palsy adalah kelumpuhan pada salah satu sisi wajah. Kelumpuhan tersebut ditunjukkan dengan perubahan bentuk wajah sehingga penderita sulit tersenyum dengan simetris atau menutup mata di sisi yang lumpuh. Selain kelumpuhan pada satu sisi wajah, gejala yang juga dapat muncul antara lain adalah mata berair dan ngeces.
Baca Juga: Bell’s Palsy: Penyebab, Gejala, dan Terapinya
Penyebab Bell’s Palsy
Penderita Bell’s palsy akan mengalami peradangan pada saraf wajah, sehingga otot wajah menjadi lemah dan bentuk wajah menjadi berbeda. Kondisi ini diduga terkait dengan infeksi virus atau beberapa penyakit, seperti infeksi telinga bagian tengah dan penyakit diabetes.
Jika kamu memiliki keluhan nyeri pada wajah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis saraf. Atau bisa melakukan konsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf di klinik Arfa.